Kalau kita cermati maka kata Cikgu berasal dari bahasa melayu yang terdiri dari kata “Encik” (Tuan/Puan) dan kata “Guru” (orang yang mengajari sesuatu ilmu yang bermanfaat). Cikgu merupakan sebuah nama yang diberikan kepada seseorang yang telah berjasa memberikan dan membagikan ilmu yang bermanfaat kepada orang lain dan kehidupan manusia. Peran cikgu sangat dibutuhkan dalam segala aspek kehidupan kita, terlebih dalam lembaga pendidikan. Tanpa peran cikgu mungkin sulit bagi kita untuk menjadi orang yang berilmu. Banyak cikgu yang kita kenal seperti cikgu mengaji, cikgu sekolah, cikgu silat, dan sebagainya. Kalau kita telaah sepintas maka sangat sulit sekali bagi kita untuk menjadi atau dikatakan sebagai seorang cikgu, sebab cikgu menjadi panutan dan tauladan bagi orang lain. Oleh karena itu sudah selayaknya kita perlu mengangkat, menghargai serta menjaga nama baik jika kita mendapat predikat seorang cikgu.
Disisi lain, terkadang kita selalu menganggap cikgu sebagai profesi yang memiliki nomor urut ke sekian dari berbagai profesi yang terkenal. Padahal kalau kita mau jujur pada diri kita sendiri maka profesi yang lain itu merupakan hasil dari profesi seorang cikgu. Kita mengenal orang kaya dan sukses dengan usahanya, namun kita jarang melihat kebelakang bahwa seorang itu menjadi pintar dan kaya berkat dari pengajaran yang diberikan oleh seorang cikgu. Sifat angkuh dan sombong seseorang sehingga ia tidak menyadari kesuksesannya itu dan hingga melupakan jasa-jasa seorang cikgu yang membesarkannya dengan berbagai ilmu pengetahuan.
Melalui tulisan ini saya mengajak kepada kita semua, marilah dengan kesadaran dan kerendahan hati kita maka bersama kita angkat kembali harkat dan martabat seorang cikgu. Kalau kita sebagai seorang cikgu maka sudah menjadi kewajiban untuk menjaga harkat dan martabat profesi kita. Dan jika kita berprofesi selain dari cikgu, sudah sewajarnya kita berterima kasih dan menghormati serta menghargai pengorbanan yang tulus dan ikhlas dari seorang cikgu yang pernah mengajarkan kita ilmu pengetahuan. Keangkuhan dan kesombongan kita terhadap jasa seorang cikgu hanya akan menambah perilaku dan sikap buruk kita sehari-hari. Sering kita melihat dalam kehidupan, terjadi perubahan sikap dan sifat seseorang yang dikarenakan tidak berkatnya ilmu yang diperoleh dari seorang cikgu.
Dari uraian diatas maka sudah sewajarnya Bangsa Indonesia saat ini berada dalam keterpurukan hampir disegala hal. Kondisi ini terjadi mungkin bisa diakibatkan dari ketidakseriusan pemerintah selama ini dalam memberikan perhatian kepada cikgu. Akibatnya generasi bangsa yang saat ini memimpin negara kita hampir seluruhnya bermasalah. Kerusakan moral pemimpin mungkin akibat dari dulunya tidak sepenuh hati dalam menuntut ilmu. Belajar hanyalah untuk mengejar target nilai dan bukan target moral yang terkandung didalam setiap disiplin ilmu yang dipelajarinya.
Untuk itu mulailah dari sekarang agar kita mengubah kembali konsep belajar kepada anak-anak kita kedepan. Bahwa belajar bukan untuk mencari atau mencapai target nilai semata, namun lebih dari itu adalah ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Jika ilmu sudah kita kuasai maka dengan sendirinya nilai yang diharapkan akan tercapai, dan bukan sebaliknya. Semoga dengan tulisan ini dapat menggugah hati dan menyadari kesalahan yang telah kita perbuat selama ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membuka pintu hati kita semua sehingga kita selamat dari segala bencana yang mungkin timbul akibat kesalahan kita sendiri. Amin.
"Cikgu ku malang, Cikgu ku pahlawan"
Disisi lain, terkadang kita selalu menganggap cikgu sebagai profesi yang memiliki nomor urut ke sekian dari berbagai profesi yang terkenal. Padahal kalau kita mau jujur pada diri kita sendiri maka profesi yang lain itu merupakan hasil dari profesi seorang cikgu. Kita mengenal orang kaya dan sukses dengan usahanya, namun kita jarang melihat kebelakang bahwa seorang itu menjadi pintar dan kaya berkat dari pengajaran yang diberikan oleh seorang cikgu. Sifat angkuh dan sombong seseorang sehingga ia tidak menyadari kesuksesannya itu dan hingga melupakan jasa-jasa seorang cikgu yang membesarkannya dengan berbagai ilmu pengetahuan.
Melalui tulisan ini saya mengajak kepada kita semua, marilah dengan kesadaran dan kerendahan hati kita maka bersama kita angkat kembali harkat dan martabat seorang cikgu. Kalau kita sebagai seorang cikgu maka sudah menjadi kewajiban untuk menjaga harkat dan martabat profesi kita. Dan jika kita berprofesi selain dari cikgu, sudah sewajarnya kita berterima kasih dan menghormati serta menghargai pengorbanan yang tulus dan ikhlas dari seorang cikgu yang pernah mengajarkan kita ilmu pengetahuan. Keangkuhan dan kesombongan kita terhadap jasa seorang cikgu hanya akan menambah perilaku dan sikap buruk kita sehari-hari. Sering kita melihat dalam kehidupan, terjadi perubahan sikap dan sifat seseorang yang dikarenakan tidak berkatnya ilmu yang diperoleh dari seorang cikgu.
Dari uraian diatas maka sudah sewajarnya Bangsa Indonesia saat ini berada dalam keterpurukan hampir disegala hal. Kondisi ini terjadi mungkin bisa diakibatkan dari ketidakseriusan pemerintah selama ini dalam memberikan perhatian kepada cikgu. Akibatnya generasi bangsa yang saat ini memimpin negara kita hampir seluruhnya bermasalah. Kerusakan moral pemimpin mungkin akibat dari dulunya tidak sepenuh hati dalam menuntut ilmu. Belajar hanyalah untuk mengejar target nilai dan bukan target moral yang terkandung didalam setiap disiplin ilmu yang dipelajarinya.
Untuk itu mulailah dari sekarang agar kita mengubah kembali konsep belajar kepada anak-anak kita kedepan. Bahwa belajar bukan untuk mencari atau mencapai target nilai semata, namun lebih dari itu adalah ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Jika ilmu sudah kita kuasai maka dengan sendirinya nilai yang diharapkan akan tercapai, dan bukan sebaliknya. Semoga dengan tulisan ini dapat menggugah hati dan menyadari kesalahan yang telah kita perbuat selama ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membuka pintu hati kita semua sehingga kita selamat dari segala bencana yang mungkin timbul akibat kesalahan kita sendiri. Amin.
"Cikgu ku malang, Cikgu ku pahlawan"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar